Selasa, 30 Maret 2010

A Few tips to stay away from sins

taubat Since Satan is our avowed enemy, and he is always bent on leading us astray, we cannot guard ourselves against him, unless we are extremely vigilant. It is not different from walking in a jungle full of prickly thorns, hard rocks, and dangerous pits: we cannot escape unscathed without extreme caution. Here are a few tips to follow, which should--insha Allah--help us in our efforts to save ourselves from sins:

1) You need to motivate yourself by visualizing clearly the pain and dire consequences of sins you wish to shun. Do this by listing the consequences of sins, including the eternal torments in hell-fire. List the dire consequences and fix them in your mind so vividly so that you are forced to change your association of sins with pleasure; hence no sooner you think of a sin, all you imagine is pure pain and suffering;

2) Once you have successfully linked sins with pain and suffering, you are better prepared to motivate yourself to do the opposite: good deeds. Now list all the benefits of doing them, and visualize the pleasure that they entail. The Prophet said, virtue leads to jannah. Jannah is the eternal bliss about which the Prophet said, '(the bliss of paradise is) such the like of which no eyes have seen, no ears have heard about, and no mind has ever conceived'.

3) If you wish to shun a bad habit, you need to acquire the opposite virtue. So no sooner you are prompted to do a sin, hasten to do that which is good instead;

4) Make yourself busy with good deeds. As Imam Shafi'i said, if a person is not occupied with what is good, Satan will surely find ways of making him occupied with his works. So, decide how would you like to spend your time each day? Remember the time is all that we have to buy our place in jannah. So killing time is not an option for a person who believes in heaven and hell.

5) Keep company with the righteous people who would inspire you to be good--those who are conscious of Allah and are motivated to learn and practice Islam.

6) Establish Prayer and do so consciously, while meditating, and feeling reverence for Allah;

7) Make your tongue supple with dhikr Allah (remembrance of Allah): We can fight Satan only with the weapon of dhikr. The Prophet said, 'Satan runs through the blood veins of the children of Adam; but when he makes dhikr, Satan retreats'. So through dhikr and seeking refuge in Allah, and imploring Allah's help, we can surely guard against sins.


Source: Askthescholar.com

»»  read more

Bersahabat dan Persahabatan


Bersahabat dan menjalin persahabatan merupakan hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Ada baiknya sebelum bersahabat dan menjalin persahabatan dipikirkan dulu untuk apa, dengan siapa, dan apa yang mesti dilakukan atau yang menjadi kewajiban dalam bersahabat.

Rasulullah SAW. besabda: "Manusia dipandang oleh Allah sebagai seagama dengan teman karibnya (khalil); maka dari itu hendaklah engkau pikirkan siapa yang akan engkau jadikan teman karibmu". (At-Tirmidzi, Sunan, Zuhd, 45).

5 hal (sifat) yang harus dimiliki sahabat untuk menuntut ilmu, dunia, dan akhirat yaitu :
  1. Pandai, tak ada baiknya engkau bersahabat dengan sibodoh. Bersahabat dengan orang bodoh menyebabkan engkau merasa terasing dan terbelakang. Musuh yang pandai adalah lebih baik daripada kawan yang bodoh. Ali ra. berkata : "Janganlah berteman dengan si bodoh; Berhati-hatilah terhadapnya, agar ia berhati-hati terhadapmu. Betapa sering si bodaoh merugikan si bijak yang berkawan dengannya. Orang akan dipandang sama dengan teman seiringnya. Bagai sepasang sepatu. Satu hal merupakan cermin hal yang lain. Satu jiwa mencerminkan jiwa lain yang menjadi pasangannya".
  2. Berwatak baik, jangan bersahabat dengan orang berwatak buruk. Ia tidak mampu mengendalikan diri dikala marah dan bergelora dikala senang. Ali ra. berkata " Sahabat sejati ialah orang yang senantiasa bersamamu, Ia berkorban demi menolongmu kala engkau mendapatkan kesulitan".
  3. Taqwa, jangan bersahabat dengan orang fasiq yang senantiasa berbuat dosa besar. Allah AST. berfirman; " Janganlah engkau ikuti orang yang hatinya telah Kami buat lalai dari mengingat Kami dan yang mengikuti hawa nafsunya, dan yang melebihi batas".(Q.18:28).
  4. Tidak Tamak, Bersahabat dengan orang tamak membahayakan dirimu sendiri, sebab manusia cenderung meniru sifat manusia lainnya dan ia sadari. Karena itu bersahabat denagn si tamak akan membuat engkau jadi tamak.
  5. Jujur, jangan bersahabat dengan si sombong sebab ia bagaikan khayalan, ia akan memberimu apa-apa yang jauh dari irimu.
Ada 3 jenis persaudaraan yaitu:
  1. Sahabat yang baik untuk kehidupan akhirat. Sahabat seperti ini bagaikan makanan dimana tak seorangpun bisa lepas darinya.
  2. Sahabat yang baik untuk kehidupan dunia, Sahabat seperti ini bagaikan obat. Ia kadang dibutuhkan tapi tidak selalu.
  3. Sahabat yang merugikan, Ini bagaikan penyakit, tak pernah diperlukan bahkan tidak baik bagi manusia. Orang semacam ini tidak memberi manfaat apapun, menghindar darinya lebih baik. Memandangnya ada manfaatnya yaitu dapat menghindar dari kefasikan dan dosa.
Beruntunglah orang yang ditegur oleh orang lain. Seorang mukmin merupakan cermin bagi mukmin lainnya. Seseorang bertanya pada Isa as, " Siapakah yang mengajarimu tentang kebaikan ?'. Isa as. menjawab:"Tidak ada, aku hanya melihat kepada sibodoh dan aku menghindar dari kebodohan itu".

Apabila seseorang mau menghindar dari sesuatu yang buruk maka ia akan memiliki kebaikan sempurna dan ia tak memerlukan orang lain untuk mengajarkannya tentang kebaikan.

Sumber: alhaudh.co.cc
»»  read more

Why Abu Hurayrah, Ibn Umar, Anas, Aishah, etc. have reported more traditions than Abu Bakr and Umar?


Why were most of the hadith narrated by Abu Hurayrah(RA) and Anas Malik and not by Abu Bakr(RA) and Umar(RA) despite the very were the closest companions of the Holy Prophet(SAWS)?

You have raised an important question. Abu Hurayrah, Ibn Umar, Anas, Aishah, etc. have reported more traditions than Abu Bakr and Umar; the reasons are not hard to find. Let me try to explain:

The Prophet, peace be upon him, as a divinely inspired leader and teacher, knew the talents and abilities of each one of his companions, and trained them to fill specific roles for promoting the cause of Islam. While Abu Bakr and Umar were destined for leadership, Abu Hurayrah, Anas and Aishah were to fill the roles of bearers and transmitters of prophetic legacy and traditions.

For instance, Abu Hurayrah, from the beginning of his association with the Prophet showed great zeal to retain whatever he learned from the Prophet; and on realizing this, the Prophet prayed to Allah to bless his memory. Thanks to the Prophet's prayer, he was gifted with remarkable power of retention.

Ibn Umar, from his early years, possessed an unbounded passion to observe and emulate the mannerisms and examples of the Prophet. He was reputed for his piety and scrupulousness in following the Prophet's sunnah--a fact unanimously accepted by the companions.

Anas accompanied the Prophet ten years; he was ten when he came to the service of the Prophet as his mother had wanted him to help the Prophet in his errands and thus be able to observe and learn from him.

Aishah, the beloved wife of the Prophet, was the closest to the Prophet, second to none. The Prophet also trained her closely to fill the role of a teacher, as can be seen from a close study of the sources. Although the general assumption is that Abu Hurayrah was the most prolific transmitter of traditions, some scholars, after critical study of the sources, have concluded that Aishah has surpassed all others, including Abu Hurayrah, Ibn Umar and Anas.

Coming to Abu Bakr and Umar, they were trained by the Prophet, peace be upon him, as leaders--a role they filled very well. Every student of Islamic jurisprudence also recognizes that their legal precedents formed an organic expansion of the Prophetic legacy.

May Allah open our hearts to recognize the divine wisdom in the preservation of the sunnah as part of His promise to preserve the Quranic revelation.

Source: Askthescholar.com
»»  read more

10 Naqidhah yang Membatalkan Islam



Sesungguhnya Allah mewajibkan kepada seluruh hambanya untuk masuk ke dalam Islam secara keseluruhan dan berpegang teguh pada Al Quran dan As-Sunah.

Beberapa ulama mengingatkan agar seorang muslim jangan sampai keluar dari Dinul Islam, dan menjauhka diri dari perkara-perkara yang menyebabkan riddah (murtad dari Dinul Islam) dan dari perkara-perkara yang termasuk kemusyikan dan kekafiran. Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahab beserta ulama lainnya menyebutkan 10 hal yang berbahaya yang menyebabkan gugurnya Islam seseorang.

Ke-10 perkara tersebut adalah :

1. Mengadakan persekutuan dalam beribadah kepada Allah. Firman Allah:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا [٤:١١٦]

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.(An-Nisa 116)

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ [٥:٧٢]
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.(Al Maidah 72)

2. Menjadikan sesuatu atau seseorang sebagai perantara do'a, permohonan syafaat, serta sikap sikap tawakkal mereka kepada Allah.

3. Menolak untuk mengkafirkan orang-orang musyrik, atau menyangsikan kekafiran mereka, bahkan membenarkan mazab mereka.

4. Berkenyakinan bahwa petunjuk selain dari Muhammad SAW lebih sempurna dan lebih baik. Menganggap suatu hukum atau undang-undang lainnya lebih baik dibanding syariat Rasulullah, serta lebih mengutamakan thaghut dibandingkan ketetapan Rasulullah.

5. Membenci sesuatu yang datangnya dari Rasulullah meskipun diamalkannya. Allah berfirman:
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ [٤٧:٩
Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. (Muhammad 9)

6. Mengolok-olok sebagian dari Din yang dibawah Rasulullah, misalnya tentang pahala atau balasan yang akan diterima. Allah berfirman :
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ [٩:٦٥
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" (At Taubah 65)
لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ [٩:٦٦]
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.(At Taubah 66)

7. Melakukan sihir. Diantara bentuk sihir adalah ash-shorf (pengalihan) yaitu pengalihan dari perasaan seseorang yang senang menjadi senang, sebaliknya al athaf yaitu menjadikan seseorang senang terhadap yang tidak disenangi.
Orang yang melakukan kegiatan sihir hukumnya kafir. Allah berfirman :
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.(Al Baqarah 102)

8 Mengutamakan orang kafir serta memberikan pertolongan dan bantuan kepada orang musyrik lebih daripada pertolongan dan bantuan yang diberikan kepada kaum muslimin. Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ [٥:٥١]
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(Al Maidah 51)

9. Beranggapan bahwa manusia bisa leluasa keluar dari syariat Muhammad SAW. Allah berfirman :
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ [٣:٨٥
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.(Al Imran 85)

10. Berpaling dari Dinul Islam, baik karena tidak mau mempelajarinya atau karena tidak mau mengamalkannya. Allah berfirman :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا ۚ إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ [٣٢:٢٢
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.(As Sajadah 22)

Itulah 10 naqidhah yang perlu diwaspadai oleh setiap muslim agar tidak terjerumus untuk melakukan salah satu diantaranya.


Marilah kita berlindung kepada Allah dari hal-hal yang menyebabkan kemurkaan-Nya dan dari azab yang sangat pedih. Shalawat dan salam mudah-mudahan dilimpahkan kepada sebaik-baiknya makhluk-Nya Muhammad SAW, juga kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya.


Semoga bermanfaat.

Sumber: alhaudh.co.cc
»»  read more

Sabtu, 27 Maret 2010

Nasyid Berasal Dari Agama Bid’ah Sufiyah, Menyerupai Paduan Suara Kaum Nashrani


Oleh : Asy Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan

Prof. Dr Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah (seorang ulama besar terkemuka, anggota Majelis Kibarul Ulama, juga anggota Komite Tetap Kajian Ilmiah dan Pemberian Fatwa Kerajaan Saudi Arabia) berkata:

“Perkara yang pantas mendapatkan peringatan adalah apa yang beredar di kalangan para pemuda yang agamis berupa kaset-kaset rekaman nasyid yang didendangkan secara bersama-sama, satu suara, yang mereka istilahkan Al-Anasyid Al-Islamiyyah (nasyid-nasyid Islami). Padahal sungguh ini merupakan satu jenis nyanyian. Bahkan terkadang nasyid itu didendangkan dengan suara yang membuat fitnah. Nasyid ini dijual di toko-toko bersama dengan kaset rekaman Al-Qur`anul Karim dan muhadharah diniyyah (ceramah agama).

Penamaan nasyid ini dengan nasyid Islami adalah penamaan yang salah. Karena Islam tidak pernah mensyariatkan nasyid kepada kita, namun yang disyariatkan adalah dzikrullah, membaca Al-Qur`an dan mempelajari ilmu yang bermanfaat. Adapun nasyid, maka ia berasal dari agama bid’ah sufiyyah, yang mereka menjadikan agama mereka sebagai permainan dan sesuatu yang sia-sia. Menjadikan nasyid sebagai bagian dari agama merupakan perbuatan tasyabbuh (penyerupaan) dengan Nasrani, yang menjadikan agama mereka sebagai nyanyian secara berkelompok (paduan suara) dan senandung-senandung yang merdu.

Maka wajib memperingatkan (kaum muslimin) dari nasyid-nasyid ini, dan wajib melarang penjualan dan pendistribusiannya. Ditambah lagi keberadaan nasyid ini terkadang berisi senandung yang membakar dan mengobarkan api fitnah dibarengi dengan semangat yang ngawur, juga mengakibatkan ditaburkannya benih perselisihan di kalangan muslimin.

Terkadang orang yang melariskan nasyid-nasyid ini berdalil dengan perbuatan para shahabat yang mengucapkan syair-syair di sisi Nabi Shallallahu’alaihi wasallam dan beliau mendengarkan dan menetapkannya. Maka dijawab bahwa syair-syair yang diucapkan di sisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam tidaklah disenandungkan dengan satu suara secara bersama-sama seperti bentuk nyanyian. Juga, hal tersebut tidak dinamakan nasyid Islami, tapi hanyalah syair-syair Arab yang berisi hikmah, permisalan, gambaran keberanian dan kedermawanan. Para shahabat pun mendendangkannya sendiri-sendiri karena dalam syair itu ada makna-makna yang telah kita sebutkan. Mereka mengucapkan sebagian syair ketika sedang melakukan pekerjaan yang melelahkan seperti membangun bangunan dan berjalan di malam hari saat safar. Ini menunjukkan bahwa dibolehkannya jenis nasyid yang demikian hanya dalam keadaan-keadaan yang khusus, bukan untuk dijadikan sebagai satu bidang/ bagian dari tarbiyah dan dakwah sebagaimana kenyataan yang ada sekarang.” (Al-Khuthab Al-Minbariyyah, 3/184-185, sebagaimana dinukil dari catatan kaki Al-Ajwibah Al-Mufidah ‘an As`ilah Al-Manahij Al-Jadidah, hal. 21)

[Dimuat di majalah Asy Syariah, Judul Asli Dosa Ikhwanul Muslimin Terhadap Umat Ini, Penulis Al Ustadz Abu Ishaq Muslim Al Atsari -asysyariah.com-]

SUMBER : http://sunniy.wordpress.com/2009/12/30/nasyid-berasal-dari-agama-bid%E2%80%99ah-sufiyah-menyerupai-paduan-suara-kaum-nashrani/

* * *

Nasyid-Nasyid Islami Merupakan Agama Warisan Kaum Sufiyah

Oleh Asy Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin

Syaikh yang mulia Muhammad ibnu ‘Utsaimin Rahimahullah (Anggota Dewan Majelis Kibarul Ulama Kerajaan Saudi Arabia) berkata: “Nasyid Islami (yang digandrungi orang-orang saat ini) adalah nasyid bid’ah. Hal ini menyerupai apa yang diada-adakan kalangan sufi. Oleh karena itu, sepantasnya (seseorang) berpaling dari nasyid tersebut kepada nasehat-nasehat yang datang dari Al-Kitab dan As-Sunnah, kecuali di medan-medan peperangan yang dibutuhkan penyemangat untuk maju ke garis terdepan atau ketika berjihad di jalan Allah Subhanahu wata’ala, maka hal ini tentunya baik. Dan apabila nasyid tersebut diiringi dengan duff (rebana), tentunya lebih jauh lagi dari kebenaran.” (Al-Ajwibah Al-Mufidah ‘an As`ilah Al-Manahij Al-Jadidah, hal. 21-22)

Beliau Rahimahullah juga berkata: “Adapun hukum nasyid, kami memandang (agar) tidak diamalkan dan tidak didengarkan, karena:

1. Melalaikan manusia dari (mendengar dan membaca, –pen.) Al-Qur`an dan mengambil nasehat darinya [1]. Dalam kesempatan yang lain beliau berkata: “Memalingkan hati manusia dari Al-Qur`an dan As-Sunnah yang dari keduanya diperoleh nasehat yang hakiki, sehingga nasyid tidak sepantasnya dijadikan sebagai nasehat oleh seseorang.”

2. Menyerupai lagu-lagu dan nyanyian secara sempurna, sebagaimana disampaikan kepadaku bahwasanya sekarang nasyid telah digubah menjadi senandung lagu dan nyanyian.

3. Manusia dibuat terlena dan mabuk kepayang dengannya. Sebagaimana mereka juga dibuat seakan-akan beribadah, kembali dan tunduk (kepada Allah Ta’ala) dengan nasyid tersebut. Dan demikianlah yang sering kita dapati dari nasyid tersebut. Oleh karena itu, kami memandang agar manusia tidak mendengarkannya dan tidak menjadikannya sebagai suatu kesenangan. Akan tetapi, jika suatu saat mereka merasakan lemah jiwanya dan ingin mendengarkannya (untuk menghibur diri dan menguatkannya), maka tidak mengapa dengan syarat nasyid tersebut tidak diiringi alat-alat musik. Dan dalam kesempatan yang lain beliau menyatakan: “…Tidak disenandungkan sebagaimana lagu dan nyayian ataupun menggunakan alat-alat musik, karena yang demikian diharamkan.”

4. Nasyid merupakan agama warisan kaum sufiyah. Karena merekalah yang mengumpulkan dzikir-dzikir mereka semisal nasyid-nasyid ini.

(Bayanul Mufid fi Hukmit Tamtsil wal Anasyid hal. 10 dan 12, dinukil dari kitab Fatawa ‘Ulamal Islam Al-Amjad fi Hukmit Tamtsil wal Insyad hal. 15-16)

[Dimuat di majalah Asy Syariah, Judul Asli Dosa Ikhwanul Muslimin Terhadap Umat Ini, Penulis Al Ustadz Abu Ishaq Muslim Al Atsari -asysyariah.com-]

____________
Footnote:

[1] Dengan alasan ini juga Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani Rahimahullah mengingkari nasyid tersebut, ditambah keberadaannya tidak didapatkan dari pendahulu kita yang shalih dari kalangan shahabat nabi, tabi’in dan atba’u tabi’in. (Hadzihi Da’watuna Wa ‘Aqidatuna hal. 62-63)

SUMBER :alhaudh


»»  read more

Hadhratus Syaikh, Ulama dan Pejuang


“Materialisme historis mengembangkan pendapat bahwa kebahagiaan tidak dapat dicapai kecuali dengan materi (uang dan benda). Filsafat ini tidak mempercayai adanya ruh (jiwa yang dibimbing Tuhan), dan tidak percaya pada alam ghaib (seperti Tuhan, malaikat, jin dan syaitan) serta hari kemudian. Kepercayaan ini sangat berbahaya bila tertanam pada jiwa anak-anak kita karena dapat merusak kepercayaan mereka pada Islam….”

Paparan di atas bukanlah pengajaran teori aliran-aliran pemikiran oleh seorang dosen di ruang kuliah. Tetapi ini adalah statement politik hadhratus-syaikh K.H. Hasyim Asy’ary dalam pidato beliau pada Muktamar NU ke-17 pada 24 Mei 1947 di Madiun. Sikapnya sangat tegas, beliau mencela komunisme dan mengatakan bahwa percaya kepada keesaaan Allah membutuhkan iman dan siapa saja yang tidak memiliki iman tidak akan percaya kepada keesaan Allah.

Kalau pernyataan seperti itu diungkapkan saat sekarang ini boleh jadi orang menganggapnya wajar-wajar saja dan aman-aman saja karena tidak ada tekanan politis atau bahkan nihil resiko politiknya. Akan tetapi tidak demikian halnya dengan kenyataan yang terjadi saat Muktamar NU ke-17 pada 24 Mei 1947 di Madiun. Bahwa masa itu ‘komunisme’ bukan sekedar aktualisasi komunis tulen, dengan ideologi Marxisme-Leninisme tulen. Dan seperti kita tahu partai-partai komunis di manapun mencari monopoli kekuasaan dengan tujuan untuk mendirikan sistem Marxis-Leninis di bawah pimpinan partai yang eksklusif. Dan Partai Komunis Indonesia (PKI) saat itu tengah menuai simpati yang tidak sedikit dari sebagaian rakyat Indonesia.

Bashirah (ketajaman mata hati) keulamaannya jelas tercermin dari pensikapannya ini. Beliau menangkap gelagat yang luput dari perhatian kebanyakan orang tentang gerakan komunis ini. Bahwa partai komunis bukanlah salah satu pemain di antara partai-partai lain dalam arena kehidupan demokrasi. Begitu partai komunis berhasil memegang kekuasaan, dia tidak pernah akan melepaskannya secara sukarela. Dia akan menyingkirkan kekuatan-kekuatan politik lain. PKI dengan ideologinya tidak mungkin ditampung dalam alam pluralitas. Dan pada kenyataannya, kita tidak melupakan bahwa PKI pernah mengancam akan mengambil alih kekuasaan dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis.

Kiai Hasyim dilahirkan pada hari Selasa Kliwon, tanggal 24 Dzul-qa’dah 1287 hijriah bertepatan dengan 14 Februari 1871 Masehi. Sedari kecil sudah terlihat beberapa perihal yang menunjukkan bahwa kelak dia akan menjadi tokoh besar Indonesia bahkan dunia. Itu semua tidak lepas dari peran seorang Ibu (Nyai Halimah) yang sejak mengandung telah berpuasa untuk Kiai Hasyim. Sedari kecil Kiai Hasyim telah diajarkan untuk mencintai ilmu pengetahuan, dan itu berlanjut sampai ia menjadi ulama besarpun ia masih mau menimba ilmu.

Kehidupan Kiai Hasyim tidaklah seperti yang kita bayangkan, kesederhanaan menjadi pegangan utama bagi Kiai Hasyim. Sejak masih remaja, Kiai Hasyim dikenal sebagai anak muda yang berpandangan relegius dan berorientasi ukhrawi. Beliau terbiasa melakukan aktivitas ruhiyah dengan berpuasa guna mencegah hawa nafsu. Kebiasaan ini beliau warisi dari sang Ibu, Nyai Halimah. Sekalipun tak puasa, beliau jarang makan. Paling banyak, beliau makan sehari dua kali, yaitu sarapan pagi dengan secangkir kopi susu serta makan malam usai mengajar. Beliau jarang makan siang, kecuali jika kebetulan ada tamu dan beliau bermaksud menghormatinya dengan menemani makan siang.

Konon, ketika istri beliau yang ketujuh masih hidup, setiap hari sang nyai menyediakan nasi dan lauk-pauk yang cukup untuk menghormati sekurang-kurangnya 50 orang tamu. Dari segi pemikiran, Kiai Hasyim berbeda pandangan dengan sebagian ulama semasanya yang terkadang bercorak sinkretik, karena Kiai Hasyim dalam soal agama lebih berpikir puritan, terjaga semangatnya dalam membela Islam dan sikap kelembutannya dalam menghadapi perbedaan madzhab. Seperti tercermin dalam pidato beliau saat Muktamar NU ke-11 tahun 1936 di Banjarmasin.

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa barakatuh

Telah sampai kepada saya bahwa di kalangan kalian berkobar api fitnah dan pertentangan. Setelah saya fikir penyebabnya adalah apa yang ada dalam masyarakat zaman ini bahwa mereka telah mengganti Kitab Allah SWT. dan Sunnah Rasul-Nya SAW. Allah SWT berfirman ”Sesungguhnya orang-orang Mukmin bersaudara, maka damaikanlah antara dua saudara kalian…”tapi kenyataannya mereka menjadikan saudara-saudaranya sesama mukmin sebagai musuh. Mereka tidak melakukan perdamaian, tetapi justru melakukan kerusakan terhadap saudara-saudara mereka itu. Rasulullah SAW., bersabda ”janganlah kalian saling iri hati, benci, bertolak belakang, dan bersaing, tetapi jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”. Tetapi kenyataannya mereka saling dengki, benci, bertolak belakang, bersaing, dan bermusuhan.

Wahai ulama yang fanatik terhadap sebagian madzhab atau terhadap sebagian pendapat ulama, tinggalkanlah kefanatikan kalian dalam furu’ dalam mana ulama menjadi dua pendapat: satu pendapat mengatakan bahwa setiap mujtahid adalah benar. Pendapat lain mengatakan bahwa yang benar hanya satu tetapi yang salah tetap diberi pahala. Tinggalkanlah sifat fanatik dan kecintaan yang dapat mencelakakan ini. Belalah agam Islam. Berjihadlah terhadap orang yang melecehkan al-Qur’an dan sifat-sifat Allah Yang Maha Kasih juga terhadap penganut ilmu-ilmu batil dan akidah-akidah yang sesat. Berjihad terhadap orang semacam ini adalah wajib. Mengapa kalian tidak menyibukkan diri dalam jihad ini.

Wahai kaum Muslimin, di tengah-tengah kalian orang-orang kafir telah merambah ke segala penjuru negeri, maka siapakah dari kalian yang mau bangkit untuk … dan peduli untuk membimbing mereka ke jalan petunjuk?

Maka, wahai para ulama, dalam keadaan seperti ini kalian harus berjihad dan fanatik. Kefanatikan kalian dalam masalah furu’ dan perbuatan kalian menggiring seseorang ke satu madzhab atau satu pendapat ulama maka hal itu tidak diterima oleh Allah SWT. Dan tidak diridhai oleh Rasul-Nya SAW. (Sebenarnya) yang mendorong hal itu hanyalah sifat fanatik, nafsu persaingan dan kedengkian. Seandainya as-Syafi’i, Abu Hanifah, Malik, Ahmad, Ibnu Hajar, dan Ramli hidup pasti mereka sangat tidak menyukai kalian dan tidak bertanggungjawab atas perbuatan kalian itu. Apakah akan diingkari perbedaan pendapat di kalangan ulama?

Kalian melihat melihat banyak orang awam yang jumlahnya hanya Allah Yang tahu, tidak melaksanakan shalat yang balasan atas orang yang tidak melaksanakannya al-Syafi’i, Malik, dan Ahmad adalah dipancung lehernya dengan pedang, sedangkan kalian membiarkan mereka. Bahkan jika salah seorang dari kalian melihat banyak dari tetangganya tidak melaksanakan shalat dia diam saja. Kemudian mengapa kalian mengingkari masalah furu’ dalam mana fuqaha’ berbeda pendapat sementara perbuatan yang secara ijma’ diharamkan seperti zina, judi, dan minum minuman keras dibiarkan? Jika demikian kalian tidak punya ghirah untuk Allah. Ghirah kalian hanya untuk al-Syafi’i dan ibn Hajar sehingga hal ini menyebabkan terpecahnya kalian, terputusnya silaturrahim, berkuasanya orang bodoh, dan jatuhnya wibawa kalian di mata orang banyak. Juga hal tersebut dapat menyebabkan orang bodoh berani berkata yang melecehkan kalian.

Wahai para ulama, apabila kalian melihat ada orang yang mengamalkan suatu amalan berdasarkan pendapat seorang imam yang boleh ditaqlidi dari imam mazhab yang mu’tabarah, sekalipun pendapat itu kurang kuat, jika mereka tidak sependapat dengan kalian, maka kalian jangan bersikap kasar terhadap mereka melainkan bimbinglah mereka secara halus. Jika mereka tidak mau mengikuti kalian jangan jadikan mereka sebagai musuh. Jika ini dilakukan maka perumpamaannya sama dengan orang yang membangun sebuah istana dan pada saat yang sama menghancurkan kota. Janganlah perbedaan itu kalian jadikan sebab perpecahan, pertentangan, dan permusuhan. Ini sungguh merupakan kejahatan umum dan dosa besar yang dapat merobohkan bangunan ummat dan menutup pintu-pintu kebaikan. Demikianlah, Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman dari pertentangan dan memperingatkan dari hal-hal yang berakibat buruk dan menyakitkan. Allah berfirman ”…dan janganlah kalian berbantah-bantahan yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian…”

Wahai kaum muslimin, sesungguhnya dalam peristiwa yang terjadi selama ini terdapat banyak pelajaran dan pesan yang dapat diperoleh oleh orang yang berfikir dewasa, lebih banyak dari apa yang dia peroleh dari khutbah dan nasehat para muballigh dan da’i. Peristiwa-peristiwa itu sesungguhnya merupakan ujian setiap saat. Maka apakah sudah saatnya mengambil pelajaran dan peringatan? Dan apakah sudah saatnya kita kembali sadar dari kemabukan dan kelalaian kita dan menyadari bahwa kemenangan kita bergantung pada tolong-menolong dan persatuan diantara kita, juga kesucian hati dan ketulusan di antara kita ? Atau kalau tidak, kita akan tetap dalam perpecahan, sikap tidak mau tolong-menolong, kemunafikan, dengki dan iri serta kesesatan yang abadi. Padahal agama kita satu yaitu Islam, mazhab kita satu yaitu Syafi’iyah, daerah kita satu yaitu Jawa, dan kita semua termasuk Ahlus-Sunnah wa al-Jama’ah. Maka demi Allah sungguh ini adalah cobaan yang nyata dan kerugian besar.

Wahai kaum muslimin bertakwalah kepada Allah, kembalilah kepada Kitab Tuhan kalian, beramallah sesuai dengan Sunnah Nabi kalian. Tedanilah orang-orang saleh sebelum kalian, niscaya kalian akan beruntung dan berbahagia seperti mereka. bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesama kalian. Dan tolong-menolonglah kalian dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran, niscaya Allah melimpahkan Rahmat dan Ihsan-Nya kepada kalian. Janganlah kalian seperti orang-orang (munafik) yang berkata: ”kami mendengar” padahal mereka tidak mendengarkan.

Sebagai pendiri Nahdlatul Ulama, beliau sangat mengedepankan Al-Qur’an dan Al-Hadits dalam mengungkapkan pemikirannya. Menurut beliau puncak keberagamaan dan jenjang kerohanian tertinggi hanya dapat dicapai melalui proses pentahapan yang runut dan syanat, tarekat hingga hakikat. Karena ketiganya saling berkait, maka ketika seseorang mencapai hakikat bukan berarti syariatnya gugur. Itu sebabnya beliau mengecam anggapan sebagian orang yang menyatakan, bila telah menjadi wali, mereka tidak perlu menjalankan syariat. Pemikiran Kiai Hasyim akan tata cara pengamalan agama yang benar dapat dibaca pada karyanya Tamyiz al Haqq ’an Al Bathil dan Ad Duror Al Muntatsiroh.

Di samping itu, dalam hal pendidikan beliau menyumbangkan pemikirannya yang tertuang dalam kitab Adab Al Alim wa Al Muta’allim, kitab ini adalah adaptasi dari karya Ibnu Jamaah al-Kinani yang bertajuk Tadzkirot As Sami’ wa Al Mutakallim. Di zaman yang sangat patriarkis, Kiai Hasyim begitu menghargai perempuan. Beliau tidak sepakat dengan opini masyarakat awam Jawa yang menyatakan bahwa wanita sekedar konco wingking dan tidak memerlukan pendidikan. Bagi Kiai Hasyim, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa pendidikan itu wajib hukumnya bagi laki-laki dan perempuan muslim. Hal ini dinyatakannya dalam forum pada muktamar NU dan menjadi landasan berdirinya pondok pesantren yang khusus didirikan untuk anak remaja putri. Mengenai alasan beliau membela kaum perempuan dapat dibaca dalam karyanya Ziyadah Ta’liqat.

Pada arena politik, beliau berjuang menggugah masyarakat supaya menyadari hak-hak politik mereka untuk hidup merdeka dan bebas dari penjajahan. Menurut beliau, kolonialisme asing hanya bisa dilawan dengan gerakan kebangkitan nasional. Ini pulalah yang kemudian melandasi beliau dan sejumlah kiai untuk mendirikan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU) yang berdiri pada tanggal 31 Januari 1926. Namun, hal yang tak kalah pentingnya untuk dikaji adalah peran Kiai Hasyim dalam merebut kemerdekaan. Hal inilah yang kiranya mulai terlupakan, atau sengaja dilupakan oleh para ahli sejarah Indonesia. Padahal, perjuangan Kiai Hasyim telah dimulainya semenjak ia masih berada di Mekkah untuk menuntut ilmu, dan terus berlanjut hingga ia mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng.

Beberapa peran penting Kiai Hasyim pada saat Indonesia masih dalam penjajahan Belanda dan Jepang yaitu saat Belanda menyatakan wilayah Indonesia dalam darurat perang dan merencanakan Ordonansi Milisi Bumiputera pada tahun 1940, Kiai Hasyim memanggil beberapa kiai ke Tebuireng. Melalui musyawarah, akhirnya menghasilkan keputusan menolak rencana tersebut. Bahkan mengharamkan dukungan terhadap Belanda dalam bentuk apapun, termasuk menyumbangkan darah untuk mereka. Dan musyawarah ini menyepakati tuntutan Indonesia Berparlemen yang disuarakan melaui MIAI dan GAPI (Gerakan Politik Indonesia).

Pun begitu pada saat penjajahan Jepang, Kiai Hasyim menolak segala bentuk Niponnisasi, seperti menyanyikan lagu Kimigayo dan mengibarkan bendera Hinomaru. Maka pada tahun 1942 Kiai Hasyim dipenjara (Jombang) dan dipindahkan ke penjara Mojokerto kemudian ditawan di Surabaya. Beliau dianggap sebagai penghalang pergerakan Jepang. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 KH. M. Hasyim Asy’ari terpilih sebagai ketua umum dewan partai Majlis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI) jabatan itu dipangkunya hingga beliau meninggal dunia.

Kiai Hasyim juga menyiapkan kader-kader Islam yang militan dengan cara menganjurkan para santri untuk masuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 yang dipelopori oleh putranya, Abdul Kholiq. Pembentukan PETA kemudian diikuti oleh terbentuknya Hizbullah pada akhir tahun 1944 dan Barisan Sabilillah.

Namun, hal yang terpenting dalam perjuangan Kiai Hasyim adalah perannya dalam hal ”Resolusi Jihad”. Resolusi Jihad terjadi setelah Proklamasi kemerdekaan dikumnadangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kala itu, NICA mendompleng pasukan sekutu untuk memaksakan kembalinya kekuasaan Belanda dengan dalih melucuti tawanan perang Jepang. Menyikapi hal ini, Kiai Hasyim kemudian mengundang seluruh konsul se Jawa dan Madura untuk bermusyawarah, dan menghasilkan keputusan bahwa kemerdekaan yang sudah diproklamasikan dan Pemerintahan Republik Indonesia yang sah, hukumnya wajib dibela dan dipertahankan.

Dengan lahirnya Resolusi Jihad semangat umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan semakin terbakar. Peristiwa heroik 10 November 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan tidak terlepas dari semangat Resolusi Jihad yang dicetuskan di markas NU, Bubutan Surabaya. Kiranya kegigihan perjuangan Kiai Hasyim tersebut cukup menjadi alasan untuk memberi penghargaan kepada Kiai Hasyim sebagai ”Pahlawan Nasional” yang ditetapkan oleh Presiden Soekarno dalam Keppres nomor 249 tahun 1964.

Kiai Hasyim meninggal pada tanggal 25 Juli 1947 karena pendarahan otak dan dimakamkan di Tebuireng. Sungguh kita masih sangat mendambakankan aura kepemimpinannya. Karena semangat beliau untuk selalu mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih—khususnya—dan izzul Islam wal muslimin pada umumnya, tetap menyala dan takkan hilang begitu saja…selamanya!

Maraji:

Lathiful Khuluq, Fajar Kebangunan Ulama, Biografi KH. Hasyim Asy’ari (Yogyakarta: LkiS, 2000)

KH. M. Hasyim Asy’ari, Figur Ulama dan Pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Warisan Islam Tebuireng, 2007)

Sumber : dakwatuna.com

»»  read more

Merokok Dilihat dari Sudut Pandang Kedokteran dan Islam



Merokok adalah kebiasaan buruk sebagian besar orang. Tanpa berpikir panjang dan jernih, mereka menghisap racun yang membunuh diri mereka secara perlahan-lahan. Sudah jelas bahkan, di dalam bungkus rokok itu sendiri sudah tertulis ”Merokok dapat menyebabkan kanker, penyakit jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin”. Namun, tulisan tersebut seolah-olah hanya hiasan yang memperindah bungkus rokok tersebut. Suatu pertanyaan yang besar, apakah mereka buta huruf sehingga tulisan yang sebesar itu tidak bisa mereka baca?? Ataukah mata mereka sudah buta sehingga tulisan yang sebesar itu tidak dapat mereka lihat????

Sekarang kita bandingkan dengan tulisan-tulisan lain. Ketika ada tulisan ”Awas ada anjing galak!! Apa yang akan Saudara lakukan? Mungkin Saudara akan jalan dengan hati-hati atau bahkan mungkin Saudara akan mencari jalan lain sehingga tidak melewati jalan yang ada anjing galak tersebut. Ketika ada tulisan ”Awas kawat ini mengandung listrik!! Apa yang Saudara lakukan? Beranikah Saudara memegang kawat tersebut? Kalau Saudara waras pasti Saudara akan menjauhi kawat tersebut. Lalu kenapa ketika ada peringatan keras tentang bahaya rokok, Saudara tetap saja menghirupnya dengan nikmat. Apakah Saudara pantas dikatakan orang waras? Apakah Saudara pantas dikatakan orang berakal?

Mungkin tulisan yang baru saja Saudara baca dan yang akan Saudara baca sama nilainya dengan tulisan-tulisan lain yang menyeru untuk meninggalkan rokok. Mungkin Saudara menganggapnya sampah, atau hanya sekedar angin lalu. Namun begitu, keadaan Saudara, sedikit pun tidak menyurutkan saudaramu ini yang sangat mencintaimu untuk menulis artikel ini. Justru saudaramu ini akan semakin bersemangat untuk menyampaikan kebenaran. Berikut ini akan saya uraikan tentang merokok dilihat dari sudut pandang kedokteran dan sudut pandang Islam sebagai dien (agama) yang lurus dan benar yang tidak ada sedikit pun keraguan.

KEDOKTERAN

Merokok meningkatkan risiko keseluruhan kematian sebesar 70% dibandingkan kepada bukan perokok, dan perokok meninggal 5-8 tahun lebih awal dibandingkan bukan perokok. Merokok adalah satu-satunya faktor lingkungan terpenting yang turut memberikan kontribusi terhadap kematian dini di Amerika dan Inggris. Tembakau mengandung nikotin, yang diabsorbsi melalui mukosa mulut masuk ke dalam aliran darah. Kecanduan terjadi akibat penggunaan yang terus menerus. Tembakau meningkatkan risiko kanker mulut dan menyebabkan kerusakan gusi.

Inhalasi asap rokok menyebabkan efek toksik (racun) pada saluran napas atas dan paru; kerusakan pada organ jauh (jauh dari sumber masuknya asap rokok) terjadi melalui absorbsi zat toksik ke dalam aliran darah atau ekskresinya di dalam urin.

Merokok secara langsung berimplikasi sebagai penyakit bronkitis kronis dan emfisema (merupakan penyakit paru obstruktif kronis). Merokok merupakan kontributor penting pada penyakit kanker paru, terutama karsinoma skuamosa dan karsinoma sel kecil yang tidak terdiferensiasi.

Merokok secara statistik juga berkaitan dengan insidensi beberapa kanker lain, khususnya kandung kemih, rongga mulut, laring, dan oesophagus. Merokok juga merupakan faktor risiko utama berkembangnya penyakit vaskuler aterosklerotik, yang dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik dan penyakit serebrovaskuler (seperti stroke).

Farmakologi dari rokok :

  1. kandungan aktif : nikotin (C10H14N2).
  2. zat adiktif : nikotin.
  3. dosis per inhalasi : 50-150 μg.
  4. dosis per sigaret : 1-2 mg.
  5. dosis letal : 50 mg.
  6. absorpsi : dari paru saat itu juga, lewat bucal lebih lambat.
  7. waktu paruh : kadar menurun cepat, memerlukan dosis baru tiap 30-40 menit pada adiksi. Oleh karena itu, orang yang kecanduan akan terus menginginkan rokok begitu rokok habis.
  8. zat toksik lain : sejumlah karsinogen.

Penyakit-penyakit yang insidensi dan keparahannya meningkat pada perokok :

  1. Kanker Paru (10 X)
  2. Penyakit paru obstruktif kronis (10X).
  3. Penyakit aterosklerotik (2X).
  4. Ulkus peptikum kronis (2-3 X).
  5. Kanker rongga mulut dan lidah (5X).
  6. Kanker laring dan faring (5X).
  7. Kanker kandung kemih (5X).
  8. Kanker esofagus (5X)

(diambil dari buku Ringkasan Patologi Anatomi karya Parakrama Chandrasoma, MD, MRCP (UK) dari Associate Professor of Patology University of Southern California Los Angeles dan Clive R. Taylor, MD, Dphil, FRCPath seorang professor dan kepala bagian patologi University of Southern California Los Angeles)

Begitu banyak penyakit yang penyebab awalnya adalah merokok, apakah yang seperti ini masih dianggap tidak berbahaya. Masih bernapas lega kah Saudara membacanya? Itu belum seberapa, berikut akan saya uraikan masing-masing dari penyakit tersebut terkait dengan rokok.

1. Kanker Paru

Kanker paru sekarang ini telah menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada laki-laki maupun perempuan. Peningkatan ini diyakini berkaitan dengan makin tingginya kebiasaan merokok yang sebenarnya dapat dihindari. Merokok berperan 85% dari seluruh kasus daripada faktor-faktor lainnya. Banyak bukti statistik yang menunjukannya. Tiga penelitian prosprektif yang melibatkan hampir 200.000 laki-laki berusia 50-69 tahun yang diteliti selama 44 bulan menyatakan bahwa angka kematian akibat kanker paru per 100.000 orang adalah 3,4 diantara laki-laki yang tidak merokok, 59,3 diantara mereka yang merokok 10-20 batang sehari, dan 217,3 diantara mereka merokok 40 batang atau lebih dalam sehari (Price dan Wilson, 2006).

Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa pada orang-orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain, risiko mendapatkan kanker paru meningkat dua kali. Kematian akibat kanker paru juga dikaitkan dengan polusi udara, tetapi pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok. Beberapa penelitian juga menunjukan bahwa perokok yang makanannya rendah vitamin A memiliki risiko yang lebih besar untuk terjadinya kanker paru (Price dan Wilson, 2006).

Asap rokok mangandung banyak karsinogen, diantara yang terpenting adalah tar. Walaupun zat tersebut merupakan karsinogen kerja langsung pada kulit, zat tersebut bertindak sebagai prokarsinogen untuk menimbulkan kanker paru dan kandung kemih. Tar yang terhirup, diubah di hati menjadi epoksid oleh enzim mikrosom, yaitu hidroksilase hidrokarbon aril. Epoksid ini merupakan senyawa aktif yang bergabung dengan guanin di dalam DNA, yang menimbulkan transformasi neoplastik (mengakibatkan kanker). Perokok yang menderita kanker paru terlihat mempunyai kadar hidroksilase hidrokarbon aril yang lebih tinggi dalam jumlah bermakna dibanding bukan perokok atau perokok yang tidak menderita kanker. Risiko timbulnya kanker bervariasi pada berbagai penilitian, tetapi sekitar 10 kali lebih tinggi pada seseorang yang merokok sebungkus dalam sehari selama 10 tahun dibanding bukan perokok. Jika seorang perokok berhenti merokok, risiko ini turun hampir mendekati bukan perokok setelah sekitar 10 tahun tanpa rokok (Chandrasoma dan Taylor, 2006).

2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara. PPOK terdiri dari bronkitis kronis dan emfisema. Diperkirakan 16,2 juta orang Amerika menderita bronkitis kronis dan emfisema atau keduanya, yang menyebabkan 112.584 kematian pada tahun 1998. Insiden PPOK meningkat 450% sejak tahun 1950 dan sekarang merupakan penyebab kematian terbanyak ke-4. Salah satu penyebab PPOK adalah rokok. Orang yang merokok akan mengalami gangguan dalam pembersihan paru. Paru yang tidak bersih akan menyebabkan radang, radang tersebut akan menyumbat jalan napas. Karena sedikitnya udara yang masuk akibat sumbatan timbulah hipoventilasi, dan akhirnya terjadilah penyakit bronkitis kronis. Selain itu obstruksi (sumbatan) akan merusak alveolar dan dinding bronkial, yang menyebabkan saluran napas kolaps, akhirnya terjadilah bronkitis (Price dan Wilson, 2006).

Merokok juga bertindak sebagai iritan lokal, menyebabkan hipertrofi kelenjar mukus bronkial, peningkatan jumlah sel mukus, hipersekresi mukus, dan peningkatan jumlah netrofil. Kejadian ini meningkatkan kerentanan terhadap infeksi bakteri. Merokok secara langsung mendorong pelepasan elastase dari netrofil, suatu enzim proteolitik yang akan merusak elastisitas alveolus, sehingga cenderung mengakibatkan emfisema (Chandrasoma dan Taylor, 2006).

3. Penyakit Aterosklerotik

Aterosklerosis adalah penyakit yang melibatkan aorta, cabang-cabangnya yang besar dan arteri berukuran sedang, seperti arteri yang menyuplai darah ke bagian-bagian extermitas, otak, jantung, dan organ dalam utama. Bila menyerang otak dapat menyebabkan stroke, bila menyerang jantung mengakibatkan penyakit jantung, dll.. Lebih dari 4 juta orang Amerika secara klinis terbukti menderita aterosklerosis, 1,25 juta serangan jantung dan 500.000 stroke setiap tahun. Lebih dari 800.000 serangan ini bersifat fatal, dan merupakan 40% dari seluruh kematian di Amerika, statistik serupa juga berlaku di Eropa Barat, sedikit lebih rendah di negara berkembang (Chandrasoma dan Taylor, 2006; price dan Wilson,2006).

Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek langsung terhadap dinding arteri. Karbon monoksida (CO) dapat menyebabkan hipoksia jaringan arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin yang dapat menambahkan reaksi trombosit dan menyebabkan kerusakan pada dinding arteri, sedang glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensitif dinding arteri (Kusmana dan Hanafi, 2003).

4. Gastropati Erosif Akut

Adalah penyakit lambung dengan ciri mukosa mengalami hipereremi difus, dengan ulkus dan erosi permukaan yang banyak dan kecil. Merokok dapat menghambat sintesis prostaglandin dan cenderung menyebabkan ulserasi.

Bagaimana perasaan Saudara sekarang?? Begitu banyak penyakit yang dapat disebabkan oleh rokok. Masihkah Saudara mau menghisap benda yang dapat menyebabkan kesehatan Saudara terancam. Begitu besarkah hawa napsu Saudara sehingga membutakan hati dan pikiran untuk dapat melihat yang lebih baik untuk kehidupan. Atau mungkin otak Saudara sudah tumpul karena ditutupi oleh asap rokok. Saya sama sekali tidak mau melarang siapa pun, dan saya sangat menghargai Saudara. Saya hanya mau mengajak siapa pun yang mau berpikir.

Berikut ini hadiah istimewa bagi perokok, selamat menikmati :

efek rokokISLAM

Kita sudah membahas pandangan kedokteran terhadap rokok. Didapatkan kesimpulan bahwa rokok menimbulkan berbagai macam penyakit baik bagi diri sendiri maupun orang lain yang menghirup asap rokok tersebut. Bahkan orang lain yang menghirup asap rokok darinya lebih berbahaya dan lebih besar risiko terkena penyakit. Kita juga sudah melihat data statistik kematian akibat penyakit yang disebabkan oleh rokok. Sebelum membahas lebih jauh tentang pandangan Islam terhadap rokok, kami mau mengajak Saudara bertanya, Kenapa Saudara merokok?

Wahai Saudaraku, ingatlah selalu sebelum segala sesuatu, bahwasannya Anda adalah seorang hamba bagi Alloh. Sesungguhnya diantara konsekuensi penghambaanmu kepada Alloh subhanahu wataala adalah kamu mentaati-Nya dan tidak mendurhakai-Nya, kamu mensyukuri-Nya dan tidak mengkufuri-Nya, serta kamu senantiasa mengingat-Nya dan tidak melupakan-Nya.

Juga Saudara harus mengetahui Dia memerintah dan melarangmu. Dia memerintahkan kepadamu segala kebaikan yang di dalaqmnya terdapat kebaikan dan keselamatanmu, dan Dia melarangmu dari segala sesuatu yang bisa mengantarkanmu kepada kesengsaraan serta buruknya akibat di dunia dan akhiratmu.

Apabila itu telah tertancap kokoh di hatimu, maka ingatlah wahai saudaraku tercinta beberapa perkara berikut ini :

1. Merokok itu sesuatu yang khobits (buruk).

(Sudah kami jelaskan di atas dari segi kedokteran dan ilmu pengetahuan, dan akan kami jelaskan dari segi Islam di bawah) Sedangkan Robb-mu di dalam Al Quran mengatakan : ”Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” {QS Al-A’raaf: 157).

2. Merokok termasuk perbuatan mubadzir.

Sedang Rabb-mu subhanahu wataala telah berfirman : ”Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabb-nya.” {QS Al-Israa’: 26-27).

Apakah Anda ridho termasuk dalam jumlah orang-orang yang dicap sebagai pemboros dan menjadi teman syaithan?!

JIKA ANDA MEMBAKAR UANG, PASTI AKAN DIKATAKAN GILA. LALU APA BEDANYA MEMBAKAR UANG DENGAN MEMBAKAR ROKOK.


3. Merokok adalah perbuatan yang berlebih-lebihan / melampaui batas.

Sedangkan Alloh subhanahu wataala berfirman : ”Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” {QS Al-’Araaf: 31}

4. Merokok sama saja bunuh diri.

(Merokok meningkatkan risiko keseluruhan kematian sebesar 70% dibandingkan kepada bukan perokok, dan perokok meninggal 5-8 tahun lebih awal dibandingkan bukan perokok).

Sedangkan Alloh tabaroka wa ta’ala berfirman : ”Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Alloh adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukannya ke dalam neraka, Yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh.” {QS An-Nisa’: 29-30}

5. Merokok sama saja melemparkan diri dalam jurang kebinasaan.

Padahal Alloh subhanahu wata’ala berfirman : ”Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berbuat baik.” {QS Al-Baqoroh: 195}

6. Merokok dapat menimbulkan bahaya.

Sedangkan Rosululloh bersabda : ”Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain.” {HR Malik dalam ”Al-Muwatho” Kitabul Aqdliyah, Kitabul Qodla’ fil Mirfaq (31), Ibnu Majah (2/75-85) dishohihkan dan disepakati oleh Adz-Dzahabi}

7. Kemudian wahai saudaraku tercinta, bagaimana kamu menyenangkan dirimu dengan cara mengganggu hamba-hamba Alloh tatkala Anda merokok, Engkau cemari udara, Engkau lukai perasaan orang lain, Engkau ganggu mereka dengan bau tidak sedap, Engkau bahayakan mereka dengan asap rokok-mu bahkan dua kali lebih berisiko terkena penyakit, terlebih lagi kalau Anda merokok di tempat umum.

Apakah Anda belum pernah mendengar firman Alloh tabaroka wata’ala : ”Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” {QS Al Ahzab: 58}

8. Istri anda yang tercinta yang telah mempersembahkan cinta sucinya kepada Anda, harus menanggung akibatnya sehingga dia tidak bisa mendapatkan nafkah biologis (maaf, karena mungkin Anda impotensi), begitu juga dia tercemari bau yang tidak sedap dari Anda.

Apakah Anda belum mendengar firman Alloh subhanahu wata’ala : ”Dan para wanita itu mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” {QS Al-Baqoroh: 228}

9. Anak adalah dambaan setiap orang tua, memiliki keturunan akan selalu diusahakan oleh orang-orang yang berakal. Namun, Anda telah memutus keberadaan mereka, bahkan rokok dapat merusak kehamilan.

10. Kesehatan anak merupakan kenikmatan yang sangat nampak dan pemberian yang sangat agung. Apabila mereka sehat, maka menjadi sebab kebahagian bagi orang tuanya.

Tapi apa yang Engkau lakukan, Engkau menjadi sebab timbulnya penyakit pada diri-diri mereka.

11. Kehidupan sangatlah berharga. Kehidupan itu sendiri amatlah singkat. Namun, Engkau mengurangi waktu kehidupan yang singkat tersebut. Orang yang tidak merokok lebih panjang umurnya dari pada perokok.

Ada pertanyaan : Bagaimana mungkin rokok bisa mengurangi umur padahal Alloh telah menentukan dan mencatat takdir seluruh makhluk sebelum Alloh menciptakan langit dan bumi. Lalu bagaimana dengan firman Alloh : ”Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (aja); maka apabila telah datang waktunya (ajalnya), mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat pula memajukannya?

Maka jawabannya : Asy Syaikh Muhammad bin Ibrohim Al-Hamd menjawab, tidak ada pertentangan dalam masalah ini. Sebagaimana Alloh subhanahu wata’ala telah menetukan dan menulis takdir seluruh makhluk, yang diantaranya Alloh mentakdirkan ajal mereka dengan waktu dan umur tertentu. Maka demikian juga Alloh mengaitkan antara sebab dan akibatnya.

Sebagaimana sehat, bagusnya makanan dan udara, serta mengkonsumsi barang-barang yang bisa menguatkan badan dan hati termasuk sebab yang bisa memanjangkan umur. Maka demikian pula hal yang berkebalikan dari hal tersebut. Termasuk di dalamnya merokok yang tergolong sebagai sebab yang bisa mengurangi umur. Dengan demikian tidak ada pertentangan antara takdir Alloh yang telah mendahului dengan hubungan antara akibat dan sebab. Kenyang misalnya, ditakdirkan dengan makan, lepas dahaga ditakdirkan dengan minum, didapatkan keturunan ditakdirkan dengan jima’, panen dihasilkan dengan menunai benih, demikan seterusnya…….

Bahkan disana ada beberapa perkara robbaniah maknawiah yang dengannya bisa bertambah umur seseorang, seperti silaturrohmi, istighfar, dan amalan-amalan secara umum.

Sebagaimana disana ada perkara-perkara maknawiah yang bisa menjadi sebab berkurangnya umur, seperti perbuatan dosa dan maksiat secara umum. Mungkinkah orang yang berakal mengatakan bahwa adanya hubungan antara sebab dengan akibat bertolak belakang dengan takdir yang telah terdahulu, atau meniadakannya dari berbagai segi? Apabila telah jelas permasalahan ini, maka kita bisa mengetahui bahwa merokok bisa mengurangi umur dilihat dari dua sisi : yakni sisi bahwa merokok itu termasuk kemaksiatan kepada Alloh dan dari sisi dampak negatifnya terhadap kesehatan. Silakan lihat ”Al Iman bil Qodlo’ wal Qodar” karya penulis (Syaikh Muhammad bin Ibrohim Al-Hamd).

Wahai saudaraku tercinta…..

Setelah semua ini, belum puaskah juga Anda, tentang bahaya, keharaman, dan dampak negatif merokok?!

Bukankah dari penjelasan yang telah berlalu terdapat ibroh (pelajaran) bagi orang yang masih memiliki hati dan mencurahkan pendengaran dalam keadaan dia sadar?

Kalau demikian kapan Anda akan melepaskan diri dari rokok?

Anda merasa sulit? Tidak wahai Saudaraku! Setiap penyakit pasti ada obatnya, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, dan tidaklah ada kunci melainkan ada geriginya, jikalau tidak maka apa artinya kunci!

Tinggalkan aktivitas merokok dengan segera. Bertakwalah kepada Alloh dengan sebenar-benar takwa, segera minta ampun atas kelalaian dan dosa-dosa yang telah dilakukan. Berdo’alah dan minta pertolongan kepada Alloh, karena do’a adalah sebab terbesar yang bisa membantu menolak bala dan mengangkatnya. Do’a bermanfaat bagi sesuatu yang telah turun maupun yang belum turun.

Alloh subhanahu wata’ala berfirman : ”Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu.” {QS Ghofir: 60}

Demikkian uraian singkat ini, semoga bermanfaat bagi saya pribadi dan bagi orang-orang yang Alloh beri petunjuk. Kekurangan yang ada, itu semua bersumber dari kelemahan, keterbatasan, dan kefakiran saya. Anda dapat membaca rokok dalam pandangan Islam lebih lengkap dalam buku ”Stop Merokok Plus 13 Himbauan dan Nasihat untuk Penjual Rokok” yang diterbitkan oleh Maktabah Al-Ghuroba’, jalan Sakura II Rt 02/V no. 08, Mantung Tengah, Sanggrahan Sukoharjo 57500, telp 0271-7507345, email : makt.alghuroba@gmail.com

DAFTAR PUSTAKA

Kedokteran

1. Chandrasoma dan Taylor. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi. Ed: ke-2. Jakarta : EGC.

2. Kusmana dan Hanafi. 2003. Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner. Dalam : Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

3. Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC.

Islam

· Syaikh Muhammad bin Ibrohim Al-Hamd. 2007. Stop Merokok Plus 13 Himbauan dan Nasihat untuk Penjual Rokok. Sukoharjo : Penerbit Al-Ghuroba’.

SUMBER : alHaudh

http://ackogtg.wordpress.com/2009/02/19/merokok-dilihat-dari-sudut-pandang-kedokteran-dan-islam/#more-183

»»  read more

Pengikut

Mengenai Saya

I like and interest to learn all about religion of Islam and spread defendant my science to another to get salvation of the world and the hereafter