Sabtu, 27 Maret 2010

Sifat Kaum Muttaqin "Menurut Ali bin Abi Thalib R.A." (part I)


Seorang sahabat "Hamman" yang 'abid bertanya kepada Ali bin Abi Thalib mengenai sifat-sifat kaum muttaqin. Apa jawaban Ali bin Abi Tahalib waktu mendengar pertanyaan tersebut ? Berikut penjelasan Ali bin Abi Thalib mengenai sifat kaum muttaqin :

Segala puji-pijian bagi Allah SWT dan shalawat bagi Nabi Muhammad SAW. Amma ba'du.
Sesungguhnya ketika Allah menciptakan makhluk-Nya, Allah menciptakan mereka dalam keadaan tidak butuh akan ketaatan mereka dan tidak kawatir akan pembangkangan mereka. Maksiat apapun yang dilakukan orang tidak akan menimbulkan suatu mudarat bagi-Nya. Sebagaimana ketaatan orang yang bagaimanapun juga takkan mendatangkan sedikitpun manfaat bagi-Nya. Dia-lah yang membagikan dan memberi kebutuhan hidup mereka dan Dia pula yang menempatkan masing-masing mereka di tempatnya dalam dunia ini.

Orang yang bertakwa, mereka adalah orang yang bijak. Kebenaran merupakan inti ucapannya, kesederhanaan adalah "pakaian" mereka dan kerendahan hati selalu mengiringi gerak-gerik langkah mereka. Mereka tundukkan pandangan terhadap segala yang diharamkan Allah dan senantiasa menggunakan pendengarannya hanya untuk mendegar ilmu yang berguna.

Jiwa mereka selalu diliputi ketenangan dalam menghadapi cobaan, sama seperti ketika menerima kenikmatan. Jika bukan karena ajal yang telah ditetapkan, niscaya ruh mereka takkan tinggal diam dalam jasad mereka walau hanya sekejab. Karena kerinduannya kepada Allah dan atau ketakutannya akan hukuman-Nya.

Begitu agung Sang Pencipta di dalam hati mereka, sehingga apa saja selain Dia menjadi kecil dalam pandangan mereka. Begitu kuat kenyakinan mereka akan surga sehingga mereka rasakan kenikmatannya seolah telah melihatnya. Begitu juga keyakinan akan neraka sehingga mereka rasakan azabnya seakan telah menyaksikannya. Hati mereka selalu diliputi kekhusyukan, tak pernah orang mengkawatirkan gangguan dari mereka. Tubuh mereka kurus kering (karena terlalu sering berpuasa serta selalu prihatin disebabkan besarnya rasa tanggung jawabnya terhadap Allah SWT dan makhluk-Nya), kebutuhan mereka amat sedikit, jiwa mereka terjauh dari segala yang kurang patut.

Di malam hari mereka merapatkan kaki (mengerjakan shalat tahajud hampir sepanjang malam) seraya membaca bagian-bagian Al-Quran dengan memperindah bacaannya, menambatkan dalam hati serta membangkitkan penawar bagi segala derita. Setiap kali menjumpai ayat pemberi harapan tertariklah hati mereka dan mendambakannya, seakan surga telah berada dihadapannya. Dan bila menjumpai ayat pembawa ancaman, maka mereka hadapkan seluruh pendengaran hati kepadanya, seakan desir Jahanam dan gelegaknya bersemayam dalam dasar telinga mereka. Mereka senantiasa membungkukkan punggung, meletakkan dahi dan telapak tangan, mereapatkan lutut dan ujung kaki dengan tanah, memohon beriba-iba kepada Allah SWT agar dibebaskan dari murka-Nya.

Di siang hari mereka adalah orang-orang yang penuh kemurahan hati, berbakti, dan bertakwa. Ketakutan kepada Allah membuat tubuh mereka langsing, setiap yang memandang pasti mengira mereka sakit, padahal tiada suatu penyakit yang mereka derita. Dikira akalnya tersentuh rasukan syetan, padahal mereka tersentuh "urusan" lain yang amat besar (yakni ketakutan akan kemurkaan Allah serta dahsyatnya Hari Akhir).

0 komentar:


Posting Komentar

Pengikut

Mengenai Saya

I like and interest to learn all about religion of Islam and spread defendant my science to another to get salvation of the world and the hereafter